Aku Yakin Dia Maha Melihat

Sebetulnya hampir dapat dikatakan bahwa seluruh manusia beragama meyakini bahwa Dia Maha Melihat. Khususnya kaum muslimin tapi apakah kita pernah memikirkan seperti apa bukti penglihatan-Nya yang menyeluruh?. Sehingga tidak ada satu celahpun yang lolos dari pandangan-Nya. Memikirkan bukti keberadaan-Nya melalui berbagai jenis mahluk-makhluk ciptaan-Nya bukanlah sebuah perbuatan yang terlarang bahkan sangat dianjurkan agar kita semakin kuat dalam mengimani-Nya. Bukankah di dalam a-QurĂ¡n telah disebut ketika mereka berdzikir dalam keadaan berbaring, duduk, ataupun berdiri. Dan dzikir memiliki makna yang sangat luas; berpikir untuk dapat ma'rifat kepada-Nya.

Sedikit jawaban telah kutemukan ketika menyaksikan tayangan berbagai kehidupan binatang liar di televisi - Ini adalah salah satu acara favoritku. Berkali-kali aku ucapkan takbir saat menyadari akan ke Maha Kuasa an Sang Maha Pencipta. Daya kreativitas, kekuatan imajinasi, kekayaan corak dan warna, keteraturan pola, system kehidupan yang terintegritas dan lain-lain. Yang mana semua itu menunjukkan ke Maha Sempurnaan Nya. Tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak dibekali sesuatu kecuali untuk menopang kehidupannya sendiri. Bisa jadi itu merupakan sebuah senjata pembunuh atau sebagai bentuk kamuflase untuk menghindarkan diri dari kejaran sang predator. Tapi nyatalah bahwa Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Ada perancangan yang systematis, saling berkaitan satu sama lain, patuh pada aturan hidup (sunatullah). Dan kehidupan berawal dari kematian, sekaligus kematianpun berasal dari kehidupan. Semua bergulir beriringan dalam ruang fana berbingkai waktu hingga batas yang telah ditentukan. Hakikatnya, semua menunggu hari penentuan itu.

Cobalah lihat di sekitar tempat tinggal kita, adakah satu tempat saja yang tidak dihuni oleh makhluk hidup? Nyaris hampir semua tempat dihuni sekelompok makhluk hidup baik yang kasat mata ataupun yang tidak. Apakah ini sebuah kejadian yang terjadi begitu saja atau apakah karena Allah SWT memang telah mengilhamkan kepada setiap jenis makhluk tentang berbagai hal yang sesuai dengan jenis dan karakter mereka masing-masing. Subhanallah, mereka semua mengikuti satu pola aturan baku yang tertata rapi dan wajib diikuti karena jika tidak mereka akan binasa dengan sendirinya. Ikan memang sepantasnya hidup di air, dan burung beterbangan di langit, sementara mamalia melata di daratan. Mereka diberikan hak hidupnya masing-masing dan diberikan kebebasan mencari rizki yang sesuai dengan kodrat penciptaannya. Hanya manusialah yang diciptakan dengan kesempurnaan, ditugaskan untuk memelihara bumi dengan perangkat jasad yang semakin tumbuh dan berkembang. Padahal jin yang juga sebagai makhluk penerima taklif (beban kewajiban beribadah) tidak dikaruniakan jasad untuk membangun alam ini. Itu artinya antara jin dan manusia sama-sama memiliki akal, karena agama hanya dibebankan kepada mereka yang berakal saja. Tapi hanya manusialah yang telah ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini. Jin tidak, malaikatpun juga tidak.

Apa yang kupaparkan ini hanyalah sebuah gambaran betapa Allah SWT Maha Melihat, tidak ada satupun yang luput dari perhatian-Nya. Dan Allah SWT sekali-kali tidak pernah lengah ataupun tertidur. Maka tidak akan pernah kusangsikan bahwa Allah Maha Hidup. Tidak pernah mati, tidak berawal ataupun berakhir. Dia sangat berbeda dengan makhluk-makhluk Nya. Baik sifat ataupun zat Nya. Maka sia-sialah mereka yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya karena itu sama saja dengan menghinakan-Nya. Padahal sepatutnyalah Allah itu diyakini sebagai Zat Yang Maha Suci, terlepas dari sifat-sifat buruk, lemah, dan fana.